Minggu, 08 Januari 2012

Penyebab Badai Matahari


Badai matahari adalah ledakan dahsyat di Matahari, mengirim milyaran ton material tak bermuatan, juga disebut plasma, ke luar angkasa pada kecepatan lebih dari satu juta mil per jam.

Para ilmuwan di Universitas George Mason telah menemukan sebuah fenomena yang disebut tali magnetik raksasa yang menyebabkan badai matahari. Mengkonfirmasikan keberadaan formasi ini adalah langkah penting pertama untuk membantu meredam dampak yang merusak akibat ledakan badai matahari terhadap satelit komunikasi di Bumi.

Penemuan ini dibuat oleh profesor asosiasi Jie Zhang dan mantan mahasiswanya Xin Cheng dengan menggunakan gambar-gambar dari pesawat luar angkasa Solar Dynamic Observatory (SDO) NASA.

Meski tali magnetik diyakini menjadi penyebab ledakan raksasa di Matahari, para ilmuwan sebelumnya tak mampu membuktikan keberadaan fenomena ini karena begitu cepatnya gerakan tali tersebut.

Bagaimanapun juga, melalui pemeriksaan cermat terhadap gambar-gambar yang diambil teleskop Atmospheric Imaging Assembly (AIA) pada SDO, Zhang mampu menunjukkan dengan tepat area matahari di mana tali magnetik terbentuk. Deretan teleskop AIA mampu menangkap gambar di Matahari tiap 10 detik, 24 jam per hari. Tempo yang tak ada duanya ini yang membantu penemuan.


Gambar Matahari ini diambil pada 03:41 UT tertanggal 8 Maret 2011, menampilkan berbagai putaran medan magnet dari beberapa area aktif mirip pulau di permukaan Matahari. Kotak putih membungkus area aktif tertentu di mana tali magnetik raksasa ditemukan. Gambar ini, yang diambil teleskop Atmospheric Imaging Assembly (AIA) SDO pada panjang gelombang Extreme Ultraviolet 171 Angstrom, memetakan material gas bermuatan korona pada suhu sekitar 1 juta derajat Celcius. (Kredit: NASA dan Universitas George Mason)
“Tali magnetik memicu ledakan matahari. Para ilmuwan telah memperdebatkan apakah tali magnetik ini memang ada atau tidak sebelum ledakan matahari. Saya yakin bahwa hasil dari observasi yang sempurna ini bisa membantu menuntaskan isu kontroversial itu,” kata Zhang.

Badai matahari adalah ledakan dahsyat di Matahari, mengirim milyaran ton material tak bermuatan, juga disebut plasma, ke luar angkasa pada kecepatan lebih dari satu juta mil per jam. Awan plasma membawa bidang magnetik yang kuat. Saat awan bermagnet itu mencapai Bumi sehari atau tiga hari kemudian, sejumlah besar energinya terendapkan ke dalam magnetosfir Bumi.

Normalnya, magnetosfir Bumi menangkis angin matahari yang merusak dan melindungi lingkungan. Namun demikian, badai matahari berpotensi mengganggu efek pelindung ini dan menghasilkan beberapa cuaca luar angkasa, yang dampaknya bisa merusak susunan luas sistem tehnologi, termasuk satelit operasi, komunikasi dan navigasi serta jaringan listrik.

Riset Zhang ini akan membantu dalam memberikan peringatan dini tentang badai matahari dan membantu meminimalkan kerusakan akibat cuaca luar angkasa di Bumi.

“Dengan memahami proses ledakan pada badai ini pasti akan membantu kita memprediksinya dengan lebih baik,” kata Zhang. “Kita tak bisa mencegah badai matahari, sama seperti kita tak bisa mencegah gempa bumi atau ledakan gunung berapi. Tapi pengembangan kapasitas prediksinya bisa membantu meredam dampak-dampak yang merusak. Misalnya, satelit operator bisa menurunkan tenaga sistem-sistem utamanya untuk mencegah sebisa mungkin kerusakan pada sistem.”

Secara luas diyakini bahwa bidang-bidang magnetik di Matahari berperan penting dalam menyimpan energi dan mendayakan badai matahari. Bagaimanapun juga, bentuk pasti garis-garis bidang magnetik yang mengawali ledakan ini sangatlah kontroversial. Sebagian besar garis bidang ini berbentuk setengah melingkar dengan titik-titik kakinya tertanam di atas permukaan Matahari. Mereka tak mudah meledak, dan pada kenyataannya, mereka sering berperan dalam mencegah ledakan.

Para ilmuwan menduga bahwa tali magnetik, jika memang ada, adalah fenomena yang mendayakan ledakan. Seutas tali magnetik mengandung banyak garis bidang magnetik yang membungkus seputar pusat sumbunya dan kemungkinan saling melilit satu sama lain. Karena lilitan ini, arus listrik yang kuat bisa terbawa oleh tali magnetik. Teorinya, arus listrik ini bisa menghasilkan kekuatan elektro-magnetik yang cukup untuk mendesak kekuatan dari garis-garis bidang lainnya dan mendorong tali magnetik bergerak keluar.

Gambar-gambar AIA kini mengungkapkan bahwa, sebelum ledakan, terdapat saluran panjang dan rendah bergerak melewati semua kawasan yang aktif, yang suhu panasnya setinggi 10 juta derajat, dan perlahan terangkat. Saat mencapai titik kritis, ia mulai meledak dengan cepat. Ini adalah fitur yang berbeda dengan yang mengelilingi garis-garis bidang magnetik. Saluran panas ini kini diyakini adalah tali magnetik yang telah lama dicari-cari oleh para ilmuwan.

Zhang adalah profesor asosiasi di Sekolah Ilmu Fisika, Astronomi dan Komputasi serta bekerja pada Space Weather Lab di Universitas George Mason. Hasil risetnya dilaporkan dalam American Astronomical Society Solar Physics Division Meeting, yang bertempat di Las Cruces, New Mexico, pada tanggal 12-16 Juni 2011.

Sumber : FaktaIlmiah.com

Sabtu, 07 Januari 2012

Belajar Dari Facebook

Kata siapa Facebook cuma buat bersosialisasi?cuma buat main game? Facebook juga bisa lho jadi media belajar.
Aku suka banget Astronomi, di Facebook, aku ikut grup-grup Astronomi kayak Dunia Astronomi, Kalender Astronomi, dll. Seru lho, banyak info baru yang bisa diperoloeh. Atau "like" Fanspage Edukasi juga dapat menambah ilmu, oh iya, aku admin di Fanspage Edukasi "Komunitas Ips Dan Ipa Bersatu", yang punya Facebook like ya Fanspage Edukasi itu *Jyahjadipromosi
Banyak orang beranggapan Facebook itu negatif, tapi nggak menurutku. Asal selalu berhati-hati akan aman.
Di Facebook, aku berteman sama penulis-penulis, kakak-kakak redaksi majalah Bobo, dan orang-orang hebat lainnya. Lumayan, aku bisa tanya-tanya xD
Jadi, Facebook itu banyak kan manfaatnya?

Selasa, 03 Januari 2012

Neil Amstrong "Pernah" Ke Bulan

Pernah dengar berita bahwa Neil Amstrong itu tidak pernah ke bulan? katanya foto yang diambil di bulan itu hanya rekayasa. Memang agak janggal melihat bendera Amerika yang berkibar, bayangan yang arahnya berbeda, langit yang gelap tanpa bintang, dan bagian gelap modul pendarat.
Tapi, masing-masing teori konspirasi ini berhasil dijawab oleh NASA dengan penjelasan yang dirasa cukup meyakinkan.

  • Untuk bendera yang beribar, ini adalah akibat dari hukum newton 3. Gerakan sang astronot ketika memasang bendera membuat bendera terus "berkibar" dalam waktu yang lama, karena gravitasi bulan yang lebih lemah.
  • Untuk bayangan yang arahnya berbeda, yang diisukan sebagai akibat dari penggunaan dua lampu (i.e pada studio), dijawab oleh NASA bahwa itu adalah akibat dari tidak ratanya permukaan bulan, yang membuat orientasi bayangan tampak seolah-olah terbelokkan ke arah yang sama-sekali berbeda.
  • Untuk langit yang gelap tanpa bintang, ini dijawab oleh NASA sebagai akibat akibat dari 'kalahnya' cahaya bintang oleh pantulan sinar matahari oleh permukaan bulan. di bumi juga, kalau pakai kamera biasa (bukan kamera profesional), bahkan bulan pun sulit dipotret.
  • Untuk bagian gelap dari modul pendarat yang masih bisa dilihat gambar benderanya, kurang lebih sama dengan yang sebelumnya, akibat pantulan sinar matahari oleh permukaan bulan.
Bagaimana?apakah jawaban NASA cukup meyakinkan?atau kamu punya pendapat sendiri? :D

    Sumber : Gianluigi Grimaldi Maliyar

    Minggu, 01 Januari 2012

    Aku kembali!

    Hai Blogger! aku kembali :D ! dulu aku pernah punya blogger, tapi kehapus gara-gara buat akun Google + :(. Jadi aku bikin tumblr, tapi, ternyata tumblr ga seseru Blogger ya! Oke deh..mulai hari ini aku ngeposting lagi di blogger. Tapi tenang, aku masih ngeposting kok di tumblr. Oh iya, follow blog baru ku ini ya!!! dan follow juga  Tumblrku ya!!! :D