Minggu, 17 Juni 2012

Good bye!

Seudah UN, acara-acara buat kelas 6 bermunculan. Apa saja kah itu? *jeng jeng* #Lebay

Tanggal 3 Juni 2012...
Hari ini, kelas 6 jalan-jalan ke loji. Yeay! Perjalanan menghabiskan waktu dua jam, hm... lama memang, tapi aku ga merasa bosan sih xD. Di jalan, ada yang nyanyi-nyanyi, makan, atau anteng dengan telinga di sumbat headseat -_-".
Sesampainya di curug cigentis, kami foto-foto *Chees* . Tapi, sayang, aku ga punya fotonya, karna ada di kamera Laksmi -.-. Untung aja, kameranya kagak kebakar karna foto anak kelas 6B -________-
Pertama, kami dikumpulkan di saung yang besar atau bisa dibilang aula. Kami dikasih makanan kecil, hm... enak enak xD
Sebelum outbound, kami dibagi jadi tiga kelompok, dan.... disuruh bikin yel-yel! Inilah yel-yel kelompok aku :
Dengan nada iwa peyek -_- dan diakhiri gaya chibi -.-
"Kelompok 3...
Kelompok 3...
Kelompok 3 pasti ok
Nasakar... Nasakar slalu dihati
Kelompok 3, ISTIMEWA!"

Hahaha xD

Saatnya outbound! Yeay, hip hip hura :D
Senang bercampur takut, itulah yang saya rasakan pas outbound -.- Kata si Mas mas nya "Jangan liat ke bawah" Tapi, kalo ga liat kebawah, jatoh atuh -____-" Apalagi, pas lewat jembatan yang terdiri dari ayunan ayunan gitu, kalo ga liat kebawah, pasti jatoh, aduh Mas mas -_-".
Sesudah Outbound, kami makan siang! Agak enek sih, tapi, harus makan, karna abis ini masih ada acara berikutnya.
Dan... selanjutnya... Panjat tebing! Huaaa... aku cape banget! akhirnya aku ga ikut panjat tebing, hehehe...

Lalu... Kami berenang di sebuah waterpark! Byuur... seger xD.

Jam 4...
Saatnya pulang, fyuuuh capenya :D

16 Juni 2012...

Hari ini kami (kelas 6A dan 6B) kemah di sekolah. Jam 8 malem, upacara unggun dimulai. Huah... api unggun nya besar sekaliiih. PANAS! Lalu dilanjutkan dengan nyanyi nyanyi dan main. Ga kerasa udah jam 10 malem, saatnya pembagian surat kelulusan. Saatnya juga bergalau-galau ria. Selain pembagian surat kelulusan, kami juga dapet kado dari temen. Kyaaa...
Alhamdulillah, SDN Nagasari 1 tahun ajaran 2011-2012 lulus 100% :D
Tapi, Ivan sama Posma sempet dikerjain sama guru-guru. Ceritanya, surat kelulusan mereka hilang. Kasian juga sih. Ivan sama Posma sampai sungkem sama guru-guru. Akhirnya, surat kelulusan Ivan sama Posma dikasih juga kok.
Api unggun selesai jam 11 malem. Kami boleh tidur, makan, atau main. Soalnya, jam 12 ada renungan. Aku sih milih tidur-tiduran di kelas sambil ngobrol sama CS ku, Dwi dan Diana xD.
Renungan pun tiba...
Hampir semuanya nangis, kita saling maaf-maaf-an.

Acara selanjutnya yaitu... Tidur! hampir semua anak kelas 6 ga bisa tidur, termasuk aku. Karena sampai jam 3 pagi, kami ga bisa tidur juga. Kami semua diajak jerit malam ke kuburan sadamalun. Sebenernya lebih bisa dibilang jerit subuh. Jerit malam selesai jam 4 pagi. Ada yang berhasil tidur ada juga yang nggak -_-"

Sekitar jam lima, kami disuruh baris. Ada pembagian sembako, eh maksudnya pembagian sarapan. Seudah sarapan, kami beres-beres, trus ikut upacara penutupan.

Sebenernya masih banyak lagi keseruan yang belum aku ceritain. Selamat tinggal, sobat! aku ga bakal lupa sama kalian semua :') . Good bye Nagasari 1

Kamis, 14 Juni 2012

Si Penolong Kecil


Hari ini matahari bersinar terik. Namun, sepertinya Nada dan Alna sudah terbiasa dengan panasnya sinar matahari, hihihi... Mereka berjalan kaki setiap pergi dan pulang sekolah. Memang letak rumah Nada dan Alna tidak berada jauh dari sekolah.

“Guk..guk” gonggongan seekor anjing kecil. “Ih, pergi sana kau anjing!” hardik Alna pada anjing kecil itu. Alna mengambil beberapa batu kecil lalu melemparkannya ke anjing itu. “Alna, jangan begitu! Kan, kasian anjing itu kesakitan” ujar Nada yang prihatin terhadap anjing kecil itu. “Uh, Nada, liat deh anjing itu! Iiih... badannya kotor sekali! Pasti Ia pernah terjatuh ke selokan. Jijik deh!” ujar Alna. Anjing itu memandang Nada dengan wajah yang memelas. “Pasti kamu lapar. Ini, aku punya beberapa potong roti” ujar Nada sambil membuka kotak bekalnya. Masih ada sedikit potongan rotinya. Nada sengaja menjatuhkan potongan roti itu supaya si anjing bisa memakannya. “Ckckckck... Nada! Anjing liar jelek itu kok kamu kasih makan sih?” tanya Alna sewot. “Dia terlihat lapar” jawab Nada polos. Alna menarik tangan Nada dan melanjutkan perjalanan pulang mereka.

Sesampainya di rumah Nada...
“Dadaaah Alna! See you tomorrow!” Sahut Nada ketika akan membuka pintu pagar rumahnya. “Assalamualaikum” ujar Nada. “Wa’alaikum salam” jawab Mama. Nada menggati pakaiannya dengan kaos dan celana pendek. Lalu, Ia mengambil air wudhu dan lantas mendirikan shalat zuhur. “Nada, makan siang, yuk!” ujar Mama. “Oke!” sahut Nada sambil melipat sajadahnya. Dengan lahap, Nada menghabiskan makan siangnya. “Ma, tadi di jalan, aku ketemu anjing kecil, kayaknya dia lapar, jadi aku kasih sisa bekalku” ujar Nada kepada Mama. Mama terseyum mendengarnya, Beliau bangga mendengar putrinya yang menyayangi hewan.

Semenjak hari itu, setiap pulang sekolah, Nada memberikan sisa bekalnya untuk Alkaffi. Anjing kecil itu Ia beri nama Alkaffi. Nada tidak bisa membawa Alkaffi pulang bersamanya. Karena, Andi, adiknya alergi kepada bulu kucing dan anjing. Namun, Alna masih tidak setuju dengan sikap Nada pada anjing liar itu. “Bagaimana pun, anjing liar tetap anjing liar. Pasti berkutu dan...iih... pokoknya jorok deh” pikir Alna.
Pada suatu hari, Alna dan Mamanya berbelanja di supermarket. Saat hari sudah larut, Alna dan Mamanya baru selesai berbelanja. Ada membuntuti Alna dan Mamanya! Seorang laki-laki yang mengenakan helm. Dan... Tas Mama Alna dijambret oleh laki-laki itu! “Maliiing!” sahut Alna dan Mamanya bersamaan. Beberapa orang berlari mengejar laki-laki itu. Secepat kilat, seekor anjing kecil ikut mengejar maling itu. Ternyata anjing kecil itu adalah Alkaffi! “Ayo Alkaffi! Kejar!” sahut Alna. Hap, Alkaffi berhasil mengambil tas Mama Alna. Alna dan Mamanya bersorak gembira. Alkaffi menghampiri Mama Alna untuk mengembalikan tasnya. Dan, beberapa orang lainnya memegangi si pencuri untuk dibawa ke kantor polisi. “Anjing pintar” puji Alna pada Alkaffi. Alkaffi menyalak senang karna dipuji, buntutnya bergoyang ke kiri dan ke kanan. Alna merasa bersalah karena tidak pernah peduli pada Alkaffi. Jika tidak ada “Si Penolong Kecil” Alkaffi, mungkin sang pencuri tidak bisa dihentikan dan Mama Alna akan kehilangan tasnya selamanya.
Esok harinya, seperti biasa Nada dan Alna pulang sekolah bersama. Ditengah jalan, mereka bertemu Alkaffi. Dan, tidak hanya Nada yang memberi makan Alkaffi, namun Alna juga! Nada senang melihat temannya bisa menyayangi binatang.

Sabtu, 02 Juni 2012

Menara Tumpukan Air Jamu

Hari itu, di siang hari yang panasss. Saya mencoba melakukan sebuah percobaan di teras rumah. Bermodal dari sebuah buku Kimia, aku mencoba ber-eksperimen. Aku akan melakukan percobaan "Menara Tumpukan Air Gula". Kalau diliat di buku nya sih, percobaan itu gampang dan simple banget! Itulah yang membuat saya tertarik.
Dengan percaya diri, aku meletakan 4 gelas yang diisi air. Gelas pertama, ga aku kasih gula. Gelas kedua dikasih gula 1 sendok teh. Yang ketiga dikasih 2 sendok teh gula dan seterusnya hingga kadar kepekaannya berbeda.
Supaya hasilnya bagus. Aku kasih perwarna. Setiap larutan gula diberi warna berbeda. Bagian ini nih yang membuat teras rumah kotor -__-" . Dan... treng..treng... Saatnya menuangkan larutan gula (lebih bisa dibilang hanya air gula, karena gula belum larut -_-) tadi ke sebuah gelas kaca tinggi. Dimulai dari larutan yang paling pekat lalu larutan yang tidak terlalu pekat dan seterusnya. Inilah hasilnya:
  • Percobaan saya :
Larutan gula yang pekat dan tidak bercampur -_-" . Warna nya pun bercampur. Warnanya udah kayak jamu.
  • Seharusnya :
Larutan gula bertumpuk dan menghasilkan menara larutan gula yang berwarna seperti pelangi.

Jadi, percobaan pertama gagal total! -____________-

Percobaan kedua...
"Ah, mungkin karena gula belum melarut banget ke air jadinya kadar kepekaannya "ancur" pikirku.
Dan, saya berniat melarutkan gula. Tadinya, aku mau nge-larutin gulanya di kompor. Tapi... daripada dimarahi oleh mama saya, saya mengurungkan niat tersebut -.-
Akhirnya, aku melarutkan gulanya dengan cara meletakan air gula itu di halaman rumah supaya terkena sinar matahari. 
Tik..tik..tik..
Setelah beberapa menit menunggu, aku mengecek apakah gula nya sudah larut. Dan.. ternyata sudah! Horaay *jingkrak-jingkrak*
Seperti percobaan pertama, saya menuangkan perlahan larutan demi larutan ke gelas kaca tinggi.
Apa yang terjadi?
HASILNYA SAMA SEPERTI PERCOBAAN PERTAMA!
Ini mah bukan "Menara Tumpukan Air Gula" tapi "Menara Tumpukan Air jamu". Warna nya yang bercampur ga "paruguh" itu menjadikan larutan gulanya berwarna cokelat mirip jamu -_-".

Papa udah ngomel-ngomel aja ngeliat teras rumah kotor dan berantakan gara-gara aku. Aku harus membersikan ini semua. Huh.. bagian yang sangat tidak menyenangkan.
Aku harus membersihkan dengan cepat, karena sebentar lagi, aku akan pergi ke Bekasi.
Dengan secepat kilat #eaa aku mencuci gelas-gelas. Dan mengelap lantai.
Cliiing... bersih deh, he he he